Bapak Demokrasi Papua untuk Gus Dur
JAYAPURA - Meski sudah meninggal, satu per satu penghargaan masih terus diterima KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kemarin presiden ke-4 RI itu ditahbiskan rakyat Papua sebagai bapak demokrasi Papua.
Sebutan bapak demokrasi Papua itu dideklarasikan dalam acara: Gus Dur, 10 Tahun Kembali Nama Papua (1 Januari 2000-1 Januari 2010). Acara tersebut diselenggarakan di GOR Cenderawasih, Jayapura.
Don Flassy, salah seorang tokoh Papua yang memperoleh kesempatan memimpin renungan dalam acara itu, menegaskan bahwa jasa Gus Dur bagi masyarakat Papua cukup besar. Ketika menjabat presiden, Gus Dur-lah yang mengembalikan nama Papua sebagai pengganti Irian Jaya. Flassy bahkan mengibaratkan Gus Dur seperti Douwes Dekker-nya Papua. "Jika Douwes Dekker berjuang untuk kesetaraan antara rakyat Indonesia dan Belanda, Gus Dur berjuang agar masyarakat Papua setara dengan masyarakat lain di provinsi lain di Indonesia," jelasnya.
Flassy menyatakan, Gus Dur memiliki nama besar di dunia. Semasa hidupnya, dia memosisikan diri sebagai sosok humanis yang selalu peduli terhadap masalah kemanusiaan di belahan dunia mana pun. "Beliaulah yang menjadi jembatan untuk hubungan antara Islam-Yahudi dan Kristen, tanpa ragu sedikit pun," ujarnya.
Khusus tentang Papua, kembalinya nama Papua termasuk salah satu di antara tiga kebijakan Gus Dur. Saat menjadi presiden, Gus Dur pula yang mengizinkan bendera Papua, Bintang Fajar, berada di samping bendera Merah Putih.
Acara di GOR Cenderawasih kemarin dihadiri adik kandung Gus Dur, Lili Chadijah Wahid yang menjadi anggota Komisi I DPR. Bersama Lili, hadir Inayah Wahid, putri kandung Gus Dur.
Kamis, 28 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar